SD dan SMP di Semarang Serempak Aplikasikan Digitalisasi Pendidikan – Beberapa SD dan SMP di Semarang baik negeri ataupun swasta menggunakan Pijar untuk digitalisasi pendidikan. Tak tanggung-tanggung jumlahnya mendekati 370 sekolah.

Pengaplikasian secara massal ini merupakan yang pertama di Indonesia sekaligus memberikan sebuah harapan untuk mengatasi problematika pendidikan selama 2 tahun sejak awal pandemi. Oleh karena itu selama pandemi, timbul banyak kekhawatiran kejadian fenomena lost generation dan lost learning pengaruh kurang optimalnya pelayanan pendidikan. Kekhawatiran ketersediaan gap pendidikan pun semakin kuat.

Head of Education Ecosystem Telkom Ikut Bicara

“Bersama digitalisasi pendidikan, sekolah memperoleh banyak manfaat,” ucap Sri Safitri, Head of Education Ecosystem Telkom, Selasa (4/10/2022). Mulai dari layanan internet kecepatan tinggi, platform edukasi Pijar Sekolah, perpustakaan online, bermacam konten belajar digital, dan peningkatan kompetensi digital para guru. “Ini akan melancarkan dinas pendidikan dan dapat mempermudah sekolah mengelola data secara digital dan terintegrasi, juga memudahkan sekolah dalam urusan PTS, PAS, bank soal, sampai e-Raport Digital,” ujar dia.

Tidak hanya itu, melalui modul Sistem Informasi Manajemen (SIM) di dalamnya, sekolah akan lebih mudah mengatur dan mengelola data sekolah, guru, murid, hingga para orangtua. Semua data hasil dari kegiatan belajar mengajar akan tersimpan secara digital yang akan memudahkan guru mereview hasil pembelajaran dan dapat dipantau langsung oleh orangtua murid.

Pemerintah Mendukung Kegiatan ini

Pertumbuhan sekolah dapat dimonitoring oleh Dinas Pendidikan. “Kegiatan ini sangat berkorelasi dengan arahan Presiden Joko Widodo, dimana Indonesia memerlukan tambahan 9 juta talenta digital di tahun 2030,” Ucapnya. Sekda Pemkot Semarang Iswar Aminuddin menjelaskan, pemerintah juga bisa membereskan problematika pendidikan selama 2 tahun sejak awal pandemi. Hal ini karena didukung oleh pintar dan cerdasnya siswa serta mahasiswa yang lulus di masa pandemi.

Pemerintah menerima CPNS sekitar 2000 orang yang berkompeten dan berkualitas, padahal mereka merupakan sarjana baru alumni “Covid-19”. “Tanpa tatap muka pun, kita bisa membangun sumber daya manusia yang top, itu tidak lepas dari seluruh elemen ekosistem pendidikan yang ada,” Ucapnya.

Baca Juga : 5 Rekomendasi Universitas Terbaik di Kotamobagu